Fungsi Dan Peran Bahasa Indonesia Dalam
Era Globalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita tengah memasuki abad XXI. Abad ini juga merupakan milenium
III perhitungan Masehi. Perubahan abad dan perubahan milenium ini diramalkan
akan membawa perubahan pula terhadap struktur ekonomi, struktur kekuasaan, dan
struktur kebudayaan dunia.
Fenomena paling menonjol
yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi.
Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga,
setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua
(industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran
kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada
kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan
terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi). Proses globalisasi ini
lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif
dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang
dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan
merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
B. BATASAN MASALAH
Untuk
memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada
masalah :
1.
Gambaran bahasa Indonesia dalam era globalisasi.
2. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
3.
Eksistensi bahasa indonesia
4. Menyikapi
Bahasa Indonesia
5. Tantangan
Dan Peluang Pada Era Globalisasi
BAB II
PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
A. POTRET BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk
bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah
bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya
denga bidang-bidang kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii
(1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam
berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya,
walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara
akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya. Di Islandia, sebuah
negara kecil di Erpa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun
mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris seabagai
bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari
pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di
negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama,
sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan
Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia)
telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu
menggunakan bahasa Rusia.
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting,
seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan
Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional ;
kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu , didalam undang
– undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai
kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai
dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak
pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam
era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di
dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun
komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung
memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan
tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu,
sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia
di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda,
yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,
menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika
cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) Lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya,dan (4) alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang
social budaya dan bahasanya masing – masing kedalam kesatuan kebangsaan
Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita
junjung disamping bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi
ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga
ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat
memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsure – unsure bahasa
lain.
Fungsi bahasa Indonesia
yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat perhubungan antar
warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa nasional kita
dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah
pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak
perlu dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang
lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan
berbagai – bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan
bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam
hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu
mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu
meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai social
budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh
diatas kepentingan daerah atau golongan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai
didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk
lisan maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu
adalah penulisan dokumen – dokumen dan putusan – putusan serta surat – surat
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan – badan kenegaraan lainnya, serta
pidato-pidato kenegaraan.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara , bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga
pendidikan mulai taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh
Indonesia , kecuali di daerah– daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda ,
jawa , Madura , bali , dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai
bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai fungsinya yang
ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia adalah alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam
hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal–balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja
sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku, melainkan juga sebagai
alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan
bahasanya.
Akhirnya , didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu
pengetahuan , dan teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah sat
– satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan
nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri–ciri dan identitasnya
sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama ,
bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai–nilai
social budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula
bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media
massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus
memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan kita dalam
menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya
sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia berperanana sangat
penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah
bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai
alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan
wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa
Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan
satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua
orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara
tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang
atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila
dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi
yang lemah.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari,
salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa
Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa
Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia
tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan
kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan
menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat
dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud
tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau
mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan
bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat
luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang
berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita
hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa
tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya
untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan
secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain :
§
agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
§ keinginan untuk
membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan,
bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan
dirinya sendiri.
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi
semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh
orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita
sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat
orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.
Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi,
dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian
utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,
memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka,
mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar
berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya
dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat
dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi
(pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf,
1997 : 5).
d. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai
alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan
pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,
maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat
mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan
salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada
akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat
persoalan secara lebih jelas dan tenang.
Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini,
jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga
negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus
oleh pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa
Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.
Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional,pemakai bahasa
Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap
semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi
dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan
perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di
sekolah perlu terus dilakukan.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru
dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan.
Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa
dan punya prestise tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi?
Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap
peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan
banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?
Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan
susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas.
Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya
rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami
maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya
(Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali
menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang
baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu
didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca,
menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca
merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, mahasiswa
dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan
memaknainya. Selain itu, mahasiswa juga akan menemukan informasi yang belum
diketahuinya.
D. MENYIKAPI BAHASA INDONESIA
Arus global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan
keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya,
facebook misalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang
oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di
era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
seharusnya bisa kita manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia. Salah
satunya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information,
Communication and Technology).
Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat
ditunda-tunda lagi misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu
pembelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan
fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut (2004), fungsi teknologi informasi
dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yakni: (1)
sebagai gudang ilmu, (2) sebagai alat bantu pembelajaran, (3) sebagai fasilitas
pendidikan, (4) sebagai standar kompetensi, (5) sebagai penunjang administrasi,
(6) sebagai alat bantu manajemen sekolah, dan (7) sebagai infrastruktur
pendidikan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama
termasuk dalam pengajarannya. Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat
komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa
akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai
fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan
kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa
nasional dengan bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai
bahasa dunia dinilai sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini.
Namun sangat disayangkan jika masyarakat menelan mentah-mentah setiap
istilah-istilah asing yang masuk dalam bahasa Indonesia. Ada baiknya jika
dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap konteks kalimat. Sehingga
penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak tatanan bahasa
nasional.
E. TANTANGAN DAN PELUANG PADA ERA GLOBALISASI
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu
dahsyat menuntut oara pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras
untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan
dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston
(dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan
luas perjalanan udara, semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis
(wisatawan) ke berbagai negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup
pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir
menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia
(Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat
setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di
Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di
satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin
besar pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara
lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media massa.
Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan
internal dan tantang eksternal. Tantang internal berupa pengaruh negatif bahasa
daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan
eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggria)
berupa masuknya kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan
struktur kalimat bahasa Inggris.
1) Berbagai Peluang bagi
Pengembangan Bahasa Indonesia
Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber
daya manusia memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu,
termsuk keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahas. Oleh karena itu, para
pemegang kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan
peluang sebaik-baiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara sekian peluang
yang ada, peluang berikut kiranya perlu dipertimbangkan.
a.
Adanya Dukungan Luas
Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu ke
waktu memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini disebabkan oleh
adanya dukungan, terutama dari pemerintah. Dukungan tersebut dapat kita lihat
dengan terbitnya surat dan program berikut.
1) Instruksi Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal 28 Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan
Bahasa Indonesi dalam Rangka Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
2) Instruksi Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor I/U/1992, tanggal 10 April 1992,
tentang Peningkatan Usaha Pemasyarakatan Bahasa Indonesia dalam Memperkukuh
Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
3) Surat Menteri Dalam Negeri
kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa seluruh Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal
16 Maret 1995, tentang Penertiban Pangginaan Bahasa Asing;
4) Pencangan Disiplin Nasional
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995 yang salah satu butirnya adalah
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; dan
5) Kegiatan Bulan Bahasa yang
dilakukan setiap bulan Oktober, yang dipelopori oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
b.
Peran Serta Media Massa
Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang
bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal
diakai oleh media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi.
Media massa memang memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca,
pendengar, dan pemirsa yang banyak, media mass mempunyai pengaruh yang besar di
kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra
kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa.
Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak
diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang
menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan memdia massa harus diyakinkan bahwa
mereka juga pembinan bahasa seperti kita.
2) Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya
Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah
memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di
seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang
serius. Pada masa-masa mendatang pembinaan dan pengembangan bahasa dihadapkan
kepada berbagai tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan
sungguh-sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat usaha
tersebut.
Tantangan-tantangan
yang patut dipertimbangan itu antara lain sebagai berikut:
a.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan
oleh sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangana bahasa pu
antara lain juga bergantung kepada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan
itulah, sosok yang memegang kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masamendatang
dituntut lebih profesional lagi di bidangnya.
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
b.
Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina
sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa
madsalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilab pembinaan
tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan kebanggan
berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam huungannya dengan
bahasa Indonesia secar jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang
menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia
masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa asing (terutamabahasa Inggris)
memang kita akui, dan ahal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah
kita tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya
yang dapat mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga
dapat sejajat dengan bahasa-asinhg asing yang sudah maju,mempunyai nama
(prestise), dan berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang
bisa dilakukan agar bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di
kalangan masyatakat Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional
kepada anggota masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan maupun
tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian dari porestasi yang bersangkutan.
Misalnya, sedbagai persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau karyawan,
sebagai perssuaratan promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada
penulis/pengarang di bidang masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
LITERATUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar