Senin, 14 Januari 2013

Iklim Global Makin Kacau

Belahan bumi utara dan selatan sama-sama menghadapi cuaca ekstrem. Saat ini terjadi ekstrem dingin di belahan utara, seperti Cina mengalami cuaca dingin terburuk dalam 28 tahun terakhir dan Timur Tengah mengalami badai salju terburuk dalam 30 tahun terakhir. Sebaliknya, di belahan selatan, gelombang panas ekstrem menghantam Australia.
 
Fenomena yang terjadi merupakan ulangan. Ini menunjukkan fenomena alam berlangsung normal," kata Zadrach Ledoufij Dupe dari Departemen Meteorologi, Institut Teknologi Bandung (ITB).
 
Zadrach mengatakan, dibutuhkan kelengkapan data statistik untuk mengetahui fenomena cuaca ekstrem yang menyengsarakan tersebut. Ada kemungkinan di antara enam komponen iklim sekarang makin terusik. Hal itu mengakibatkan perubahan iklim yang meningkatkan intensitas cuaca ekstrem.
 
Badan Meteorologi Cina menyebutkan, sejak akhir November 2012, suhu rata-rata musim dingin di Cina 3,8 derajat celsius di bawah nol atau 1,3 derajat lebih dingin daripada suhu rata-rata tahun-tahun sebelumnya. Badan Meteorologi Cina, menyebutkan suhu musim dingin kali ini paling buruk dalam 28 tahun terakhir.
 
Sejumlah negara di Timur Tengah mengalami gelombang dingin ekstrem, di antaranya menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah dan badai salju terburuk.
 
Yordania, salah satu negara di Timur Tengah, menetapkan Rabu (9/1) sebagai hari libur nasional. Ini karena cuaca sangat dingin. Ibu kota Yordania, Amman, juga tertutup tumpukan salju. Pengamat cuaca di Yordania menyebutkan, badai salju kali ini terburuk dalam 30 tahun terakhir.
 
Kondisi sebaliknya, cuaca panas ekstrem, berlangsung di beberapa negara bagian Australia, antara lain Tasmania, Victoria, New South Wales, dan Queensland. Saat ini ribuan warga Australia mengungsi akibat gelombang panas yang menyebabkan kebakaran. Puluhan ribu hewan ternak menjadi korban amukan api.
 
Enam komponen
 
Zadrach memaparkan, enam komponen perubahan iklim meliputi atmosfer (udara), litosfer (daratan), hidrosfer (perairan), kriosfer (tutupan es), biosfer (makhluk hidup), dan humanosfer (manusia). Penyebab cuaca ekstrem secara umum dapat dikaitkan dengan terusiknya satu atau beberapa dari enam komponen iklim tersebut.
 
Humanosfer, menurut Zadrach, merupakan komponen perubahan iklim akibat ulah manusia yang saat ini paling berperan. Namun, menunjuk penyebab pasti cuaca ekstrem tidak sesederhana itu.
 
Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian mengatakan, fenomena alam berupa gelombang Rossby di wilayah kutub hingga subtropis di Eropa bergerak ke timur.
 
"Fenomena pergerakan gelombang Rossby ini yang menimbulkan gelombang dingin dan cuaca dingin di wilayah Rusia serta Cina hingga terjadi banjir dan badai salju di Timur Tengah," kata Edvin.
 
Belum ada kecukupan data untuk menunjuk penyebab pasti kejadian cuaca ekstrem, seperti suhu rata-rata musim dingin di Cina menjadi 3,8 derajat celsius di bawah nol atau 1,3 derajat lebih dingin dari rata-rata sebelumnya.
 
Badai salju terburuk dalam 30 tahun di Timur Tengah dapat dijelaskan. Edvin mengatakan, badai salju bisa disebabkan fenomena cold surge (seruak dingin).
 
Seruak dingin adalah pergerakan angin dari wilayah dingin dengan tekanan tinggi ke wilayah yang lebih panas dengan tekanan lebih rendah. Perbedaan tekanan udara mengakibatkan aliran udara. Perbedaan tekanan yang cukup tinggi bisa menyebabkan aliran udara menjadi angin kencang yang berlanjut menjadi badai salju.
 
Banjir bandang di Timur Tengah dipicu pengembunan akibat pertemuan udara dingin dan panas. Pengembunan menimbulkan hujan.
 
Ketika massa uap air hasil pengembunan dari seruak dingin berlimpah, terjadilah hujan lebat. Ini yang menimbulkan banjir bandang, seperti terjadi di Tepi Barat, Palestina.
 
Sementara suhu panas di Australia, Edvin mengatakan, hal itu disebabkan udara kering di wilayah Australia selatan yang sedang menerima sinar matahari terdekat selama berada di selatan khatulistiwa. Kebakaran pun mudah tersulut.
 
Variabilitas iklim dan cuaca kian hari kian menegangkan. Supaya tidak makin menyengsarakan, menurut Zadrach, sebaiknya manusia mengurangi kesalahan dan tidak mengusik enam komponen iklim.
 
Panas Berpotensi Munculkan Badai
 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Ahad (13/1), menginformasikan, suhu muka laut menghangat di Laut Arafura dan Samudra Pasifik sebelah timur Filipina. Hal ini memicu kembali siklon tropis yang menimbulkan gangguan cuaca di Indonesia.
 
Pumpunan angin terjadi memanjang dari Sumatera bagian selatan hingga Laut Banda. Ini menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan pada pekan ini di wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan, wilayah Jawa, serta Kalimantan bagian utara, barat, dan selatan.
 
Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan dan tengah, Maluku, Maluku Tenggara, serta Papua juga berpotensi mengalami gangguan cuaca berupa hujan lebat dan angin kencang.
 
"Terpicunya potensi badai di utara khatulistiwa, yakni di perairan timur Filipina, kini dipengaruhi kuatnya angin pasat dari tenggara atau perairan Pasifik timur Australia," kata Zadrach Leudofij Dupe dari Departemen Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB).
 
Zadrach mengatakan, kuatnya angin pasat dari tenggara membawa suhu hangat. Saat ini suhu perairan Samudra Pasifik sebelah timur Australia meningkat karena pengaruh posisi matahari di selatan khatulistiwa.
 
Dampaknya, di Negara Bagian Tasmania, Australia, tercatat rekor suhu tertinggi mencapai 41 derajat celsius sejak pencatatan dilakukan pada 1880-an.
 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau perkembangan kondisi tekanan rendah di perairan Arafura dan timur Filipina. Menurut Kepala Pusat Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo, peluang terjadinya siklon tropis pada Januari masih satu kali.
 
Sementara itu, siklon tropis Narelle masih berlangsung di Samudra Hindia, 1.900 kilometer barat daya Denpasar, Bali. Dalam 72 jam ke depan diperkirakan siklon terus melemah dan akan meluruh ketika memasuki daratan Australia barat.
 
Menurut BMKG, siklon Narelle masih berdampak pada tingginya gelombang laut. Gelombang setinggi 3-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa sampai Nusa Tenggara, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Pulau Sawu, Pulau Rote sampai Kupang, dan Laut Timor. Gelombang setinggi 4-5 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
 
http://indonesian.irib.ir/cakrawala-indonesia

1 komentar:

  1. If you're trying to lose weight then you absolutely need to try this totally brand new custom keto diet.

    To design this keto diet, licenced nutritionists, fitness couches, and chefs have joined together to provide keto meal plans that are productive, decent, cost-efficient, and fun.

    From their first launch in January 2019, 100's of people have already completely transformed their body and well-being with the benefits a certified keto diet can provide.

    Speaking of benefits; in this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones provided by the keto diet.

    BalasHapus