Latar Belakang
Setiap negara
mempunyai media komunikasi untuk memperlancar suatu hubungan antar individu.
Alat komunikasi ini kita biasa disebut dengan bahasa.
Bahasa adalah
suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama dan identifikasi
diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer,sedangkan bahasa tulisan adalah
bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi
dengan bendanya.
Sebagian besar
bahasa yang ada di dunia pasti di pengaruhi oleh bahasa lainnya, tidak
terkecuali bahasa Indonesia . Pengaruh tersebut biasa datang dari bangsa
berbahasa lain yang pernah mengunjungi daerah tersebut. Dalam konteks bahasa
Indonesia, pengaruh tersebut terutama datang
dari bangsa yang pernah menjajah negeri ini, seperti Belanda, Inggris, Portugis
danJepang. Selain dari bangsa penjajah, pengaruh juga datang dari bangsa yang
pernah berdagang dengan penduduk negeri ini, seperti Arab, Cina, Persia, dan
India. Bahasa Sansekerta juga memberikan pengaruh karena bahasa ini dijadikan
sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha.
Seluruh pengaruh tadi membentuk kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia yang
dipakai hingga saat ini.
Telah
berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia berhubungan
dengan berbagai bangsa di dunia. Bahasa Sanskerta tercatat terawal dibawa masuk
ke Indonesia yakni sejak mula tarikh Masehi. Bahasa
ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha. Agama
Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad ke-7 dan ke-8, lalu agama Buddha
mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan ke-9.
Penggunaan
bahasa asing dan kosa kata yang berasal dari bahasa asing, khususnya bahasa Inggris
sering digunakan di dalam penulisan berita surat kabar. Selain itu juga sering digunakan dalam siaran
televisi, baik yang berupa berita maupun yang berbentuk perbincangan. Yang terpenting
adalah kosa kata yang sering digunakan pada surat kabar, majalah, televisi,
radio,ceramah, perbincangan bahkan percakapan sehari-hari itu dicari padanan
dan artinya agar mudahdi mengerti dan dipahami oleh pemakai bahasa.
Berdasarkan
taraf integrasinya, kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 golongan
besar. Pertama, kata serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasaIndonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, long march, dan lain-lain.
Kata-kata ini dipakai dalamkonteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, kataserapan yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar
ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Bahasa yang
paling banyak diserap kata-katanya dalam bahasa Indonesia adalah bahasa Belanda
yang mencapai 3.280 kata. Hal ini antara lain disebabkan oleh lamanya masa
penjajahan bangsa Belanda yang mencapai 3,5 abad. Bahasa Belanda dipakai hingga
masa pergerakan kemerdekaan dalam komunikasi gagasan kenegaraan dan tentunya
juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kata-kata yang diserap dari
bahasa Belanda adalah advokat (advocaat), brankas (brandkast), demokrasi
(demokratie), eksemplar (exemplaar), dan lain-lain.
Selain kata-kata
serapan, ada sejumlah kata tidak mengalami penyerapan, tetapi masih
dipakaidalam bentuk percakapan lisan tidak dalam bentuk tulisan. Contoh dari
kata-kata tersebut adalah aanval (serangan jantung), brandweer (pemadam
kebakaran), verboden (dilarang), dan lain-lain.
Sesudah
Indonesia merdeka, pengaruh bahasa Belanda mula surut sehingga kata-kata
serapan yang sebetulnya berasal dari bahasa Belanda sumbernya tidak disadari
betul. Bahkan sampai dengan sekarang yang lebih dikenal adalah bahasa Inggris.
Bahasa
selanjutnya yang menempati peringkat kedua dalam penyerapan kata-katanya adalah bahasa Inggris. Jumlah kata yang diserap dari
bahasa ini adalah sebanyak 1.610 kata. Contoh kata-kata yang diserap dari
bahasa Inggris adalah aktor (actor), aktris (actress), bisnis (business), departemen
(department), dan lain-lain. Seperti telah disebutkan sebelumnya, banyak
katatermasuk dari bahasa Inggris yang belum sepenuhnya diserap sehingga
pemakaiannya masih dalam bentuk aslinya. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional dan dipakai secara luas dinegeri ini hingga masa yang akan
datang. Hal tersebut memungkinkan penyerapan kata yanglebih banyak lagi dari
saat ini
Sebab-Sebab Terjadinya Variasi
Penggunaanbahasa Asing Di Indonesia
a)
Interferensi
Heterogenitas
Indonesia dan disepakatinya bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional berimplikasi
bahwa kewibawaan akan berkembang dalam masyarakat. Perkembanngan ini tentu menjadi masalah
tersendiri yang perlu mendapat
perhatian, kedwibahasaan, bahkan kemulti
bahasaan adalah suatu kecenderungan yang akan terus berkembang sebagai akibat globalisasi.
Di samping segi positifnya, situasi kebahasaan seperti itu berdampak
negatif terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Bahasa daerah masih menjadi proporsi utama dalam
komunikasi resmi sehingga rasa cinta terhadap bahasa Indonesia harus
terkalahkan oleh bahasa daerah.
Alwi, dkk.(eds.)
(2003: 9), menyatakan bahwa banyaknya unsur pungutan dari bahasa Jawa, misalnya dianggap
pemerkayaan bahasa Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan bahasa Inggris
oleh sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian bahasa kita. Hal tersebut yang menjadi sebab adanya
interferensi. Chaer (1994: 66)
memberikan batasan interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke
dalam bahasa yang sedang digunakan sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah
dari bahasa yang digunakan itu.
Selain bahasa
daerah, bahasa asing (baca Inggris) bagi sebagian kecil orang
Indonesia ditempatkan di atas bahasa Indonesia. Faktor yang menyebabkan
timbulnya sikap tersebut adalah pandangan sosial ekonomi dan bisnis. Penguasaan
bahasa Inggris yang baik menjanjikan kedudukan dan taraf sosial ekonomi yang
jauh lebih baik dari pada hanya menguasai bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa
Inggris di ruang umum telah menjadi kebiasaan yang sudah tidak terelakkan lagi.
Hal tersebut mengkibatkan lunturnya bahasa dan budaya Indonesia yang secara
perlahan tetapi pasti telah menjadi bahasa primadona. Misalnya, masyarakat lebih cenderung memilih
“pull” untuk
“dorong” dan “push” untuk “tarik”, serta “welcome” untuk “selamat datang”.
Sikap
terhadap bahasa Indonesia yang kurang baik terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia diberbagai kalangan, baik lapisan bawah, menengah, dan atas; bahkan
kalangan intelektual. Akan tetapi, kurangnya kemampuan berbahasa Indonesia pada
golongan atas dan kelompok intelektua lterletak pada sikap meremehkan dan
kurang menghargai serta tidak mempunyai rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.
b) Integrasi
Selain
interferensi, integrasi juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa
Indonesia. Chaer(1994:67), menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari
bahasa lain yang terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai
sebagai bagian dan bahasa yang menerima atau yangmemasukinya. Proses integrasi
ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi
itu telah disesuaikan, baik lafalnya,
ejaannya, maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi antara lain
montir, riset, sopir, dongkrak.
Potret Bahasa Indonesia dalam EraGlobalisasi
Era globalisasi
akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang
semakinglobal dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang
pemakainya lebih dari satumiliar manusia. Akan tetapi, sama halnya dengan
bidang kehidupan lain, sebagaimanadikemukakan oleh Naisbit (1991) dalam bukunya
Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen
kehidupan, termasuk bahasa.
Bahasa Inggris,
misalnya,walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat
suatu negara akansemakin kuat juga memertahankan bahasa aslinya.Seperti di
Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar
250.000orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa Inggris sebagaibahasa kedua, negara ini masih memertahankan kemurnian
bahasa pertamanya dari pengaruhbahasa Inggris.
Demikian juga di
negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania,Estonia (yang memisahkan
diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negaratersebut yang
selama itu menggunakan bahasa Rusia.Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di
Indonesia, fenomena yang sama pernah dilakukandengan pengeluaran Surat Menteri
Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruhIndonesia Nomor
1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang Penertiban
Penggunaan
Bahasa Asing.Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan
perdagangan di seluruhIndonesia yang menggunakan bahasa asing agar diubah
menjadi bahasa Indonesia. Ketika awalpemberlakukan peraturan tersebut, tampak
gencar dan bersemangat usaha yang dilakukan olehpemerintah daerah di seluruh
Indonesia
Kedudukan Bahasa Nasional dan BahasaAsing
Kedudukan Bahasa
Inggris di Indonesia yang merupakan bahasa asing pertama. Kedudukan tersebut
berbeda dengan bahasa kedua. Mustafa dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa
kedua adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri
bahasa tersebut digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa
asing adalah bahasa negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam
interaksi sosial.
Kedudukan Bahasa
Inggris di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang di gunakannya Bahasa Inggris
dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan
bahasa pengantar Bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak
berbanding lurus dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pelaksanaan
program pembelajaran dengan pengantar Bahasa Inggris tersebut mendapat berbagai
kendala mengingat kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia sebagai first foreign languange
(bahasa asing pertama). Artinya, Bahasa Inggris hanya menjadi bahasa pada
kalangan tertentu, tidak digunakan oleh masyarakat umum seperti jika
kedudukannya sebagai bahasa kedua. Hal ini menyebabkan kurangnnya interaksi
anak terhadap Bahasa Inggris. Selain ituterdapat juga berbagai pendapat
mengenai pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing yangbisa mempengaruhi
perkembangan bahasa ibu.
Pendapat
tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika anak dikenalkan pada
dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama ketika dikenalkan pada
usia prasekolah setelah bahasa ibu sudah sering digunakan. Pendapat lainnya menjelaskan bahwa jika bahasa
kedua dikenalkan sebelum bahasa pertama benar-benar terkuasai, maka bahasa
pertama perkembangannya akan lambat dan bahkan mengalami regresi. Selain itu,
ada juga yang berpendapat bahwa bahasa kedua akan terperoleh ketika bahasa
pertama sudah dikuasai.
Berbagai pendapat
tersebut menjadi permasalahan tersendiri mengenai pembelajaran anak usia dini
yang menggunakan Bahasa Inggris dalam konteks Bahasa Inggris sebagai bahasa
asing di Indonesia. Perlu pengembangan program yang mapan dan berkesinambungan
untuk menciptakan suatau program yang memang efektif untuk diterapkan di
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) di Indonesia, mengingat kedudukan
Bahasa Inggris itu sendiri sebagai first foreign language.
http://www.scribd.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar